KENAPA KITA DILARANG
TAFAKKUR MENGENAI DZAT ALLAH SWT.?
Setidaknya ada dua alasan,
yaitu:
1. Kita tidak akan sanggup
menjangkau kadar keagunganNya.
Allah swt. tidak terikat
ruang dan waktu. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Bagi Tuhanmu tidak ada malam,
tidak pula siang. Cahaya seluruh langit dan bumi berasal dari cahaya wajah-Nya,
dan Dia-lah cahaya langit dan bumi. Pada hari kiamat, ketika Allah datang untuk
memberikan keputusan bumi akan tenang oleh cahayaNya.
(Dia) Pencipta langit dan
bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan
dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,
dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. (Asy-syuuraa: 11)
Dia tidak dapat dicapai
oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan
Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui. (Al-An’am: 103)
Ibnu Abbas berkata, “Dzat
Allah terhalang oleh tirai sifat-sifat-Nya, dan sifat-sifat-Nya terhalang oleh
tirai karya-karya-Nya. Bagaimana kamu bisa membayangkan keindahan Dzat yang
ditutupi dengan sifat-sifat kesempurnaan dan diselimunti oleh sifat-sifat
keagungan dan kebesaran.”
2. Kita akan terjerumus
dalam kesesatan dan kebinasan.
Memberlakukan hukum Sang
Khalik terhadap makhluk ini adalah sikap ghulluw (berlebihan). Itulah yang
terjadi di kalangan kaum Rafidhah terhadap Ali r.a. Sebaliknya, memberlakukan
hukum makhluk terhadap Sang Khalik ini sikap taqshir. Perbuatan ini dilakukan
oleh aliran sesat musyabihhah yang mengatakan Allah memiliki wajah yang sama
dengan makhluk, kaki yang sama dengan kaki makhluk, dan seterusnya. Semoga kita
bisa terselamatkan dari kesesatan yang seperti ini. Amiin.
No comments:
Post a Comment